Dead Out: Petualangan Mendebarkan di Dimensi Gaib

Dead Out: Petualangan Mendebarkan di Dimensi Gaib

Buka monitor di 2019, film nasional kembali mendatangkan hidangan yang istimewa, yakni film horor bertopik DreadOut, yang tayang mulai Rabu (3/1). Ini bukan film horor biasa, dikerjakan serta ditulis sendiri oleh sutradara Kimo Stamboel dari Mo Brothers. Film ini adalah penyesuaian dari game horor pertama Indonesia yang mendunia dengan judul sama.

Mengincar pemirsa remaja umur 17 tahun ke atas, Kimo bercerita penjelajahan sekumpulan anak-anak remaja saat ini, seperti Jessica (Marsha Aruan), Beni (Muhammad Riza Irsyadillah), Dian (Suzana Sameh), Alex (Ciccio Manassero), Erik (Jefri Nichol) serta Linda (Caitlin Halderman) yang tidak dapat meredam perasaan ingin tahu mereka serta memakai tehnologi seperti hp pandai, untuk merekam semua kegiatan untuk mencari eksistensi diri.

Baca Juga : Depok XXI Plaza Ramayana dengan Jadwal Bioskop XXI Plaza Ramayana

Muncul lalu satu inspirasi untuk menguji nyali pada suatu apartemen yang telah tidak terurus. Mereka ingin mengulik apartemen itu dengan langkah merekam tiap-tiap pojok serta ruangan-ruangan yang tidak tertangani. Sekat-sekat apartemen di biarlah menganga, sisa-sisa plastik seperti jadi gorden pembatas ruang untuk ruang kosong di apartemen.

Perasaan ingin tahu itu pada akhirnya menggiring beberapa remaja ini pada suatu ruang yang dibatasi oleh garis polisi. Tidak ada yang tahu tentu, mengapa ruang itu dibatasi garis polisi. Akan tetapi, beberapa remaja ini temukan satu perkamen. Seperti secarik kertas lusuh yang terbuat dari kulit binatang serta bertuliskan huruf-huruf kuno.

Selalu merekam serta memphoto, pada akhirnya mereka ingin tahu benar, apakah isi tulisan bahasa kuno itu. Akan tetapi, diantara mereka cuma ada satu orang yang dapat membaca isi perkamen itu. Saat itu juga, aura ruangan makin mencekam, bermula dari kejahilan, tiada sadar beberapa remaja ini sudah buka satu gerbang yang membawa mereka ke dimensi gaib.

Tidak ada ampun dalam dunia itu, pemirsa akan dipertunjukkan dengan makhluk-makhluk mengerikan yang siap menghabisi beberapa remaja itu. Seperti, wanita Sunda berkebaya merah serta putih yang dapat memutar kepala, sampai beberapa puluh pocong dengan sabit siap menghabisi Linda, Jessica, Beni, Dian, Alex, serta Erik.

Simak Juga : Jadwal XXI Depok Plaza Ramayana dengan Cinere Bellevue XXI Bogor

Empat Tahun, Dikerjakan serius tembus waktu sampai empat tahun, Kimo yang sempat membuat film Rumah Dara serta Sakit ini kembali dengan tangan dinginnya, dibantu oleh rumah produksi goodhouse.id. Dengan DreadOut yang sudah lama dia mimpikan, Kimo meramu formula baru supaya dunia game serta film dapat jadi kesatuan yang utuh.

Pertama dari sisi narasi, Kimo mengakui benang merah yang dia mengambil keseluruhnya dari game yang dibikin oleh Digital Happiness. Akan tetapi, untuk keperluan jalan cerita film, Kimo memberikan beberapa ciri-ciri baru untuk memperkaya narasi.

Juga perihal yang disayangkan, narasi dalam film ini berasa kurang digali dengan dalam. Hingga, seringkali beberapa pertanyaan yang melintas sesudah film ini selesai. Perihal ini juga disadari oleh Kimo, jika sebetulnya cukuplah banyak narasi yang bercerita latar belakang permasalahan yang mesti didepak sebab “tercekik” waktu film saat 90 menit.

Sebab diadaptasi dari satu game, film ini berasa berlainan di banding film horor yang lain, yang diadptasi dari cerita riil atau legenda di Indonesia. Pemirsa akan temukan cukuplah banyak jumpscare yang membuat dada berdegup kencang dalam sekejap. Lebih dari itu, DreadOut coba sediakan satu karya yang di luar logika manusia. Perihal ini telah wajar dalam dunia game, tapi jadi berasa mengganjal bila pemirsa bukan seseorang gamers.

Sang sutradara pun ikut menuturkan, “Film ini memang berlainan. Ada portal, penyerangan hantu-hantu aneh yang dapat ditaklukkan dengan flash camera seperti game aslinya. Film is supposed to be fun. Janganlah sangat dibawa serius, ini semua obviously sense of science fiction-nya. Pasti, fiksinya mesti kental.”

Dengan keterangan Kimo itu, jadi buat beberapa pemirsa yang sudah siap-siap menyempatkan saatnya untuk melihat DreadOut ini diinginkan buang terlebih dulu pikiran rasional. Nikmati, pasti Anda akan memperoleh pengalaman berlainan, melihat film horor perasaan bermain game.

Simak Juga : Jadwal Bioskop XXI Bogor dan Jadwal XXI Cinere Bellevue Bogor

Lalu, untuk menyatukan dua unsur yang berlainan pada game serta film, pasti pemakaian tehnologi Computer Graphic Image (CGI) jadi sandaran penting dianya untuk wujudkan film ini. Akhirnya, DreadOut sekarang terwujud dengan penampilan yang cukuplah detil, bahkan juga banyak special effect serta potongan gambar CGI yang tampak mulus. Patut saja jika cost yang dikeluarkan untuk keperluan produksi sampai angka lebih dari Rp 10 miliar.

DreadOut Universe, Tidak ingin berhenti untuk sebatas membuat film saja, produser film DreadOut, Wida Handoyo selanjutnya menjelaskan, film ini ialah awalan satu misi besar untuk bikin DreadOut Universe. Dia berkaca dari industri kreatif di luar negeri, yang telah lama berjalan cepat di cakupan kerjasama game serta film.

“Mula, universe sudah dibuat oleh games, saat ini menyusul film. Dari film sendiri, dapat buat merchandise, atau dapat juga buat game kembali yang di inspirasi dari film yang saat ini. Peningkatan dari film dapat juga membuat sekuel serta prekuel, agar seperti Marvel ada universe-nya,” tuturnya.

Karena itu, penjualannya sendiri Wida tidak cuma mengincar pasar dalam negeri, tapi pun pasar internasional. Diantara yang pastinya, ialah pasar negara tetangga di lokasi Asia Pasifik. Akan tetapi, selanjutnya Wida menjelaskan, pasar Amerika, serta Eropa juga memberikan penawaran DreadOut untuk berlaga disana.

Leave a comment